Popular Post

Popular Posts

Jumat, 18 Maret 2016

Malam @kisahhorror perkenalkan nama saya “B” saya seorang seniman yg tinggal didaerah bilangan jakarta yg bergelut dalam graphic designer dan interior designer , cerita ini bermula kala saya sedang melukis di balkon lantai 2 rumah yg hanya ditinggali oleh saya , kakak saya yg sedang mengandung 7 bulan dan suaminya , sedangkan orang tua saya sudah meninggalkan kami , kala saya sedang melukis , fokus konsentrasi saya lama kelamaan memecah ketika samar samar saya mendengar rintihan meminta tolong , kupertajam indra pendengaranku , semakin jelas dan semakin jelas itu suara minta tolong dari kakak saya , bergegas saya beranjak dari stand paint saya saya berlari meninggalkan alat lukis saya tergeletak berserakan dan berlari menuruni tangga mencari asal suara kakak saya , ketika saya sampai di depan pintu kamar kakak saya , saya terpampang melihat keadaan kakak saya yg menahan sakit di perutnya , segera saya berlari menghampirinya mencoba menahan penderitaannya , dia pun berkata dengan lemahnya “dek,tolong telfon taksi!” Dengan sigap saya melakukan yg dimintanya , kira kira 3 menit berlalu taksi pun datang , aku pun memapah tubuh kakakku bantu menopang beban yg dibawa di perutnya , kami pun menuju Rs bersalin di bilangan jakarta pusat , dengan panik , takut semua berselarak di pikiranku ketika mengantarnya ke ruangan bersalin , seketika aku teringat untuk menghubungi suaminya yg sedang bekerja untuk mengabarkan kondisi istrinya yg masuk dalam siaga 3 , tak berapa lama suami dari kakak ku pun datang dengan penampilan berantakan yg dapat disimpulkan dia berlari tanpa membawa kendaraannya , aku pun menceritakan kejadian sebelumnya kepada suami kakakku , dia shock, kami berdua mencoba menenangkan fikiran berharap kakak dan janinnya baik baik saja , sudah lebih dari 5 jam kami menunggu , dan akhirnya dokter pun keluar dan memanggil sang suami , aku pun menunggu di depan kamar bersalin selagi suami kakakku masuk kedalam . Suster pun akhirnya keluar menyusul dokter , aku spontan bertanya padanya bagaimana keadaannya , dia menjawab “ keadaan sang ibu sangat lemah , bayinya perempuan sangat sehat pak , tapi…” Kalimat itu terpotong karena sang dokter memanggil suster itu , dan kulihat mereka berbisik memandangku , tak kuhiraukan kejadian itu , aku pun mengintip dari kaca kamar ruangan bersalin kulihat kakakku yg pucat dan lemas , terduduk disampingnya suaminya yg menangis sambil memegang tangan kakakku , dapat kubaca gerak bibir suami kakakku , dia seperti mengucapkan kata"Maaf" berkali kali , dan akhirnya suami kakakku melepaskan pegangan kakakku dan beranjak keluar dari ruangan bersalin , ketika keluar kami bertatap muka dan dapat kusangsikan tatapannya melihatku seperti jijik akan sesuatu dan dia pun pergi , aku membiarkan dia pergi dan sedikit menoleh untuk memastikan tak ada yg salah dari semua ini . Akupun masuk ke kamar bersalin , perih hati ini melihat keadaan kakak perempuan ku satu satunya terlihat tersiksa ,pucat lemas tak berdaya , aku memegang tangannya , dan mengelus dahinya , aku berkata “mbak, bayi perempuan selamat yah” . Ia pun tersenyum lemah , berkata lirih “ tolong bantu jaga Berlina Putri ya?”. Dengan sedikit senyuman ia pun perlahan memejamkan matanya , kutatap nanar wajah manis yg mewariskan wajah ibuku , terlihat lelah tanpa kusadari aku terlena melihatnya tidur , hingga akhirnya aku tersadar bahwa kakakku sudah dipanggil tuhan ke sisiNya, air mataku berlinang menyaksikan kepergian kakakku , sangat menyayat hati melihat semua orang yg dicintai pergi meninggalkan kita , aku pun segera memanggil suster , dengan air mata membasahi seluruh wajah dan pakaian . Suster datang melihat kondisi kakakku dan menutup selimut menutupi wajahnya ,histeris aku berteriak , menghilangkan keheningan rumah sakit , seakan akan sejuta pasang mata memandangku heran , tanpa mengerti betapa hancurnya hati ini , jiwa ini , kehilangan satu-satunya keluarga yg amat kucintai dan membuatku tanpa punya sanak keluarga pun , suster pun datang menghampiriku dan mencoba menguatkanku , selagi dia berkata bahwa bayi perempuan premature yg dilahirkan kakakku mempunyai kemungkinan kelainan mental/down syndrome , kali ini lah aku merasakan hidupku hancur dan berniat mengakhiri hidupku.

Satu tahun 3 bulan telah berlalu aku yg kini hanya tinggal berdua dengan pembantu ditambah keponakanku itu , suasana rumah sudah berlalu seperti biasanya , tapi ada satu yg berbeda dariku , ya benar, aku membenci anak kakakku itu , karena dia merenggut kakakku dan dia mempermalukanku dengan kondisinya yg kelainan mental. Sudah dari sejak anak itu lahir ,aku tidak pernah menyentuhnya karena aku sangat membencinya , dan 1 lagi hal yg membuatku makin muak adalah suami kakakku tak pernah terlihat sejak kematian kakakku , semua tanggung jawab diserahkan padaku , inspirasiku dalam bekerja mulai poros , tak ada yg tergambar bisnis dan profesiku terancam, aku tidak putus asa dan masih mencoba bangkit sebisa mungkin hingga aku letih dan terlelap.


Malam itu pukul 01.15 lewat tengah malam , aku terbangun dari tidurku , bukan krn sesuatu yg aneh tapi ada hal yg menggangguku yaitu mainan keponakanku yg terus berbunyi , aku berpikir apakah pembantuku tak punya kesibukan sehingga membangunkan anak itu untuk bermain , dengan amarah aku turun ke lantai 1 , tapi yg kulihat hanya kegelapan , pembantuku masih tidur dan tak ada yg ganjil ketika aku menginjak mainan keponakanku dan kulihat dia tertidur di ruang tv depan ,aku menghampiri anak itu dan kulihat dia tertidur lelap, lalu siapa yg mengajaknya bermain? Kugendong keponakanku masuk ke kamarnya dan kutinggalkan dia tertidur .

Keesokan harinya aku berkata pada pembantuku ,“mbak kalo abis main sama Berlina di beresin dong masa ditinggal di ruang tv” kulihat tatapan kebingungan di mata pembantuku heran apa yg dimaksudkan oleh diriku,mungkin..
Beberapa hari kemudian aku pun kembali terbangun di waktu yg sama , dan karena hal sama yaitu mainan keponakanku berbunyi , dan kudengar gelak tawa dari anak kecil , spontan aku berlari kebawah dan aku melihat Berlina bermain sendirian di bawah dalam kegelapan , kugendong keponakanku kedalam kamarnya , dia sedikit meronta karena masih ingin bermain , ketika aku mau membuka kamarnya , aku terkejut ketika Berlina mengucapkan kata “ Mamaaa…” Aku terdiam dan menoleh ke belakang , hanya sepi yg kutemukan , akupun meninggalkan berlina di kamarnya , dan beranjak ke kamarku , semua yg kualami memiliki keganjilan yg berkaitan kata mama,mainan yg berbunyi di malam hari dan…. Ketika aku sibuk berfikir , ada kekuatan yg kuat sehingga aku ingin menoleh ke tangga , ya benar aku melihat anak berumur 15 bulan yg tidak pernah diajarkan berbicara dan diajarkan berjalan , sedang berjalan dan sesedikit merangkak ke arahku sambil berkata “om..om..om..”
Bulu kudukku meremang , aku berlari ke kamar pembantuku dan membangunkannya, dia pun ikut terkejut melihat perkembangan anak itu , mungkin bagi orang tua normal itu menyenangkan tapi tidak bagiku , aku semakin menjauhi anak itu , hingga suatu ketika saat aku tertidur aku bermimpi dikala aku bayi dan kakakku berumur 4 tahun lebih tua dariku sedang membantu ibuku untuk merawatku , menyanyikan lagu nina bobo untukku , kakakku membantu ibuku untuk menyuapiku bubur tim , dan menggendongku walau tubuhnya tak kuat menopangku yg dikala bayi termasuk gemuk dan sehat, tanpa kusadari aku terbangun dan mencoba mengusap mataku , lengket , dan ternyata aku menangis , aku perlahan beranjak dari tempat tidurku membuka pintu , menuruni tangga dan terhenti di kamar keponakanku , perlahan lahan kuputar knop pintunya dan aku dikejutkan oleh pemandangan yg luar biasa indah , kulihat kakakku,ibuku,dan ayahku sedang berkumpul dan terlihat gembira seakan mereka senang bisa bersatu kembali , dan kulihat kakakku menggendong keponakanku yg tertidur di lengannya , air mataku mengalir , menyaksikan keluargaku lengkap dan mereka terlihat cantik bagai malaikat dengan sinar menyelubungi mereka , lalu mereka mendekatiku dan tersenyum hangat , hatiku terenyuh , kakakku mengangkat tangannya ke arahku dan reflek aku mengerti isyarat itu , yaitu untuk menggendong keponakanku , aku melihat wajah mungilnya yg sangat mirip dengan kakak dan ibuku, saat kusadari aku menatap wajah mereka perlahan lahan menghilang , tangisku tak dapat kubendung lagi aku mendekap keponakanku aku berkata dalam isak tangisku “maafin om yah sayang , om gak pernah anggap kamu ada , om yg salah maafin om yah ” dan aku terlelap.
Pagi itu aku tersadar oleh tawa riang Berlina aku terbangun melihatnya bermain dengan rambutku , aku memeluknya dan mencoba menganalisis ada yg berubah dari Berlina dia lebih aktif tidak pendiam seperti dulu , segera kucari di sumber bahwa itu dampak kesembuhan dari down syndrome.dengan haru aku memeluk erat tubuh mungilnya dan kudengar ia berkata “om.. Mamah mamah” sambil menunjuk arah foto kecil kami , aku menciumnya dan berkata “ iya itu mamah sayang ” dia tersenyum manis melegakan hatiku ,

Pagi itu kuantar Berlina masuk playgroup untuk pertama kalinya dan mengucap janjiku padamu kak “generasiku,kuturunkan pada anakmu , akan kujaga dia seperti kamu menjagaku dulu , maafkan aku bila aku menambahkan nama pada anak ini biarkan dia tumbuh menjadi wanita hebat sepertimu kelak ,dan aku percaya dia adalah sosokmu yg terlahir kembali.”

- Copyright © Welcome To Blog Dendy002 - Devil Survivor 2 - Powered by Blogger -