Popular Post

Popular Posts

Jumat, 18 Maret 2016

#WayToDie: “Balada Fajar dan Dahlia”
“hari ini aku anterin pulang ya?” ujar Fajar kepada Dahlia saat mereka sama-sama berjalan keluar kelas. Fajar dan Dahlia adalah siswa kelas 1 di smu Harapan Bunda. Mereka pertama kali saling bertemu saat masa orientasi sekolah. Fajar langsung jatuh hati saat bertemu Dahlia, ia adalah gadis manis berambut hitam yang panjang. Kulitnya putih, tatapan matanya sangat hangat, membuat Fajar selalu ingin memperhatikannya. Walaupun saat itu mereka belum saling kenal, tapi Fajar selalu menunggu Dahlia lewat, hanya untuk dapat melihatnya. Bisa dibilang Fajar jatuh cinta kepada Dahlia, dan ia ingin mengenal Dahlia lebih dekat lagi. Saat sedang sendiri, Fajar selalu berdoa agar ia dipertemukan kembali oleh Dahlia. Waktu masa orientasi yang hanya tiga hari tentu tidak cukup, Fajar ingin dapat melihat Dahlia setiap hari. Fajar ingin Dahlia jadi miliknya.
Ternyata doa Fajar didengar, ketika pengumuman pembagian kelas tiba. Namanya dan nama Dahlia disebutkan dalam satu kelas, mereka ternyata sekelas. Betapa senangnya Fajar mendengar hal itu, harapannya selama ini terkabul. Fajar tidak membuang kesempatan, ia menyusun strategi untuk kenalan dengan Dahlia. Dari basa-basi menanyakan jadwal pelajaran, sampai selalu menanyakan tugas setiap hari. Sesungguhnya Fajar tahu benar tentang apa-apa saja tugas yang gurunya berikan, tapi ia sengaja pura-pura tidak tahu. suatu hari Fajar memberanikan diri meminta nomor telpon genggam Dahlia, “buat sewaktu-waktu gue nanya tugas. Jadi gue bisa tanya sama elo.” Dahlia pun dengan tidak ragu-ragu memberikannya, semenjak itu Fajar melancarkan usahanya mendekati Dahlia. Ia selalu mengirimkan pesan singkat kepada Dahlia hanya untuk berbasa basi menanyakan apakah dia sudah makan apa belum. Mereka pun jadi sering berkirim pesan singkat, hingga lama kelamaan mereka jadi dekat. Hari ini Fajar memberanikan diri menawarkan diri untuk mengantarkan Dahlia pulang. “boleh aja kalo Fajar gak keberatan.” Jawab Dahlia dengan nada suara yang lembut. Fajar tersenyum, “nggak kok.”
Mereka berdua berjalan menuju parkiran motor, dimana motor Fajar berada. Pelan-pelan Dahlia naik ke motor Fajar, jantung Fajar berdetak sangat cepat. Terutama saat tangan Dahlia memegang pundaknya, Fajar seperti terbang. Dengan hati-hati Fajar mengendari motornya hingga sampai di depan rumah Dahlia. “kalo besok aku main ke rumah kamu boleh? Besok kan hari minggu.” Tanya Fajar. “boleh kok kalo Fajar mau.” Jawab Dahlia dengan suara malu-malu. Fajar senang sekali. Keesokan harinya pukul 10 pagi Fajar sudah ada di teras rumah Dahlia, Dahlia duduk disebelahnya. Mereka saling memandang, raut polos dan malu-malu terukir di wajah mereka. “Fajar boleh ngomong serius gak sama Dahlia.” Ujar Fajar pelan. “boleh kok.” Dahlia menunduk. “sebenernya Fajar sayang sama Dahlia, Fajar mau Dahlia jadi pacar Fajar. Fajar mau jadi jalan pulang buat Dahlia.” Mereka sempat saling diam beberapa saat, lalu dengan wajah yang merah padam Dahlia menggangguk. Jantung Fajar berdetak cepat, ia sangat bahagia mereka resmi berpacaran. Dahlia memandang Fajar dan tersenyum, begitu juga Fajar. Tapi kemudian ibunda Dahlia keluar. “Dahlia tolong belikan obat ibu dong, di agen depan sana.” Ibunda Dahlia memberikan sejumlah uang kepada Dahlia. “iya bu.” Lalu ibundanya masuk. “Fajar anter ya.” “iya”, jawab Dahlia. Fajar mengeluarkan sepeda motornya, seperti biasa Dahlia naik dibelakangnya. Sepeda motor Fajar mulai bergerak meninggalkan rumah Dahlia, dan Dahlia sedikit menunjukan jalan kepada Fajar. Ia memang belum terlalu hafal daerah rumah Dahlia.
Saat sudah pertengahan jalan, Fajar melihat ada sebuah kendaraan berat dengan roda besi besar. Beberapa tong-tong besar berwarna hitam berdiri disisi jalan, ternyata jalanan itu sedang diaspal. Jalanan itu terlihat sangat hitam, karena memang baru saja diaspal. Fajar ragu-ragu untuk lewat, tapi pikirnya pasti sudah selesai. Jika belum selesai pasti jalanan ini sudah ditutup, Fajar terus memacu sepeda motornya. Tetapi baru saja melewatinya beberapa meter, tiba-tiba Fajar merasa sepeda motornya berjalan semakin pelan. ketika Fajar melihat kebawah ternyata ban sepeda motornya meleleh diatas aspal, dan aspal itu masih sangat panas. Tidak lama kemudian Dahlia juga menyadari hal itu, Dahlia berteriak ketakutan membuat sepeda motor Fajar oleng. Fajar berusaha untuk menjaga keseimbangan motornya, dan mengarahkannya ketepian jalan. Namun semakin lama sepeda motornya bertambah pelan, dan sangat sulit mencapai sisi jalan dengan keadaan seperti ini. ditambah motornya oleng karena Dahlia semakin panik, ia bergerak tidak karuan. Seperti mereka tidak akan mencapai tepian jalan, Fajar harus melakukan sesuatu. Atau mereka berdua akan terjatuh ke atas cairan aspal yang sangat panas, sangat mematikan..
Fajar mempunyai ide, mereka berdua harus melompat dari sepeda motornya agar sampai ke tepian jalan. Fajar tidak perduli jika sepeda motornya akan hancur, yang penting mereka selamat. Dalam suasana yang genting seperti ini ia harus berpikir cepat, dan Fajar sudah memutuskan bahwa mereka akan melompat. “Lompat Dahlia!” ujar Fajar. Mendengar perintah itu, Dahlia melompat secepat dan sejauh mungkin. Sayangnya ketika Dahlia melompat Fajar belum sempat melompat, hingga akhirnya ia tertinggal di atas sepeda motornya. Fajar Terdorong oleh tendangan Dahlia, ia terhempas bersama sepeda motornya. Fajar melayang kebelakang, ia tidak tahu harus berbuat apa. Tangannya meraih-raih ke udara, tapi tidak ada satupun benda yang dapat ia jadikan pegangan. Fajar terjun bebas ke atas aspal yang panas dan masih mendidih, Fajar sempat berteriak tetapi kemudian suaranya hilang saat tubuhnya menghempas aspal dengan posisi tengkurap. Sedangkan dahlia berhasil meraih sisi jalan, ia terhempas ke tanah. Tangan, dan dengkulnya tergores, tapi dia masih hidup. Sedangkan diseberang sana, Fajar tengah tergelepar diatas aspal. Baju, dan kulitnya melepuh akibat aspal yang panas. Fajar merasakan rasa panas dan terbakar yang hebat di wajah, dada hingga kakinya. Ia tidak dapat menahan rasa perih saat kulit tubuhnya robek, menempel di permukaan aspal. Lengket bersama dagingnya…
Tubuh Fajar terus meronta-ronta, sebuah teriakan melengking yang terperangkap terdengar pelan. dahlia berteriak sekeras-kerasnya, dan membuat kaget seluruh pekerja yang mengaspal jalan itu. mereka berlarian menuju Dahlia, meninggalkan makan siang mereka yang baru saja mereka buka. Mereka kaget melihat Dahlia yang duduk di sisi jalan sambil menangis, tapi mereka lebih kaget lagi melihat tubuh Fajar di tengah aspal dengan sebagian tubunya tenggelam di cairan aspal yang masih panas. Sedangkan sepeda motor Fajar sudah ikut meleleh di atas aspal, beberapa bagiannya terbakar. Saat petugas sampai, Fajar sempat meronta beberapa kali sampai akhirnya Fajar diam. Fajar menghembuskan napasnya yang terakhir…
Para pekerja meminta bantuan petugas lain, akhirnya mereka membawa mobil derek beberapa jam kemudian. Saat cairan aspal sudah kering. Seluruh warga sudah berkumpul, mereka merubungi mayat Fajar yang hanya di tutupi koran. Mereka tidak dapat menariknya, karena sebagian tubuhnya menempel di permukaan aspal. Akhirnya mereka memutuskan menariknya dengan mobil derek, saat semua tali sudah diikatkan di tubuh Fajar. Mereka mulai menariknya, sedangkan Dahlia hanya memperhatikannya dari jauh. Begitu mayat Fajar ditarik, suara robek dan gemeretak tulang patah terdengar keras. Mayat Fajar tertarik perlahan-lahan, tapi sayang sebagiannya masih menempel dipermukaan aspal. Darah mengalir deras saat mayat Fajar robek menjadi dua bagian, sebagian tertarik mobil derek. Bagian yang lain menempel dipermukaan aspal. Mayat Fajar tertarik dengan kondisi bagian depan yang rusak, hanya ada darah merah dan serpihan-serpihan daging dan organ dalam Fajar yang tertinggal. Sedangkan kulit wajah hingga kakinya tertinggal di aspal, darah mengalir deras dari mayat Fajar. Membasahi jalanan. Orang-orang yang menyaksikan bergidik nyeri, beberapa diantara mereka muntah-muntah. Mayat Fajar kemudian dimasukan ke dalam kantung mayat dan dibawa pergi dari sana. Sedangkan bagian yang tertinggal dibiarkan saja, akhirnya setelah dilakukan perundingan. Para petugas memutskan untuk menutup kembali tubuh Fajar yang tertinggal dengan aspal, hingga akhirnya tubuh Fajar tertutup kembali. Seorang petugas menyesal lupa meletakan tanda dilarang lewat karena ia sudah sangat lapar, dan ingin makan siang.
Jalan itu adalah jalan yang selalu dilewati Dahlia untuk pulang ke rumahnya, kini Fajar tertinggal di jalan itu. setiap kali melewati jalan itu Dahlia selalu teringat akan Fajar, ia kini benar-benar jadi jalan pulang untuk Dahlia.

- Copyright © Welcome To Blog Dendy002 - Devil Survivor 2 - Powered by Blogger -