Popular Post

Popular Posts

Jumat, 18 Maret 2016

#FiksiHorror: Blue Winged Angel
“Kenapa muka lu frustasi kaya gitu Jo?” tanya Andra seraya menatap Jojo, teman sebangkunya.
“Disa ndra, tadi Finan nyatain perasaannya ke Disa. Dan lu tau? Disa nerima cinta dia. ” jawab Jojo dengan suara yang lirih.
“Hah? Yang bener?” Andra tersentak kaget.
Jojo tidak menjawab pertanyaan Andra, matanya hanya memandang kosong udara yang ada di hadapannya.
“Yaudah sob, sabar.” Hibur Andra sembari menepuk nepuk pundak sahabatnya itu.
Jojo adalah sahabat andra sejak masih di sekolah dasar, Andra sangatlah mengerti apa yang Jojo rasakan saat ini. Jojo belum pernah sekalipun berpacaran seumur hidupnya. Hal ini disebabkan karena Jojo memiliki masalah pada kepercayaan diri. Dan baru baru ini Jojo melakukan pendekatan pada teman seangkatannya, siswi kelas 12 A bernama Disa, tentunya itu semua dengan bantuan Andra karena saat tahun pertama Andra dan Disa pernah berada dalam satu kelas. Andralah yang mengenalkan Disa pada Jojo. Dan Andra juga yang selalu memberi semangat pada Jojo bahwa dia harus percaya diri.  Beberapa hari setelah perkenalan Jojo mulai memberanikan diri untuk mengirim SMS pada Disa dan Disa pun meresponnya dan akhirnya mereka mulai saling mengontak melalui SMS. Tetapi memang saat bertemu Disa di sekolah Jojo pasti akan menjadi sangat gerogi atau bahkan terkadang Jojo malah menghindar dari Disa sehingga mereka jarang berkomunikasi secara langsung.
Tiba tiba sebuah alunan musik bell pertanda pulang berbunyi, guru biologi yang dari tadi diabaikan oleh Andra dan Jojo menyudahi pelajarannya dan para siswa pun bersiap untuk pulang.
“Udah sob, lu yang sabar. Muka lu jangan mutung gitu terus dong ga enak diliatnya.” Canda Andra untuk menghibur sahabatnya.
“Padahal gue pikir akhirnya ada seseorang yang mau menerima gue apa adanya. Tapi..” Jojo tidak meneruskan kata katanya.
“Sabar bro sabar. Gue juga bingung kenapa Disa malah nerima cinta Finan.”
Jojo masih termenung.
“Apa emang memang takdir gue seperti ini sob?”
“Enggalah Jo, pasti ada suatu saat cewek yang akan nerima lu apa adanya. Cuma mungkin bukan Disa orangnya. Eh, gue cabut duluan ya bro, Vinda udah sms gue nih minta dianterin balik. Lu yang sabar ya, jangan kepikiran masalah ini terus.”
“Oke makasih sob..” jawab Jojo dengan ekspresi yang datar.
Dan memang benar apa yang dikatakan Jojo, Andra melihat Disa sedang berduaan dengan Finan di dekat gerbang sekolah.
Esok paginya saat memasuki kelas Andra melihat Jojo dengan muka yang sangat sumringah dan ceria, sangatlah berbeda dengan kondisinya kemarin. Sepertinya Jojo sudah melupakan tentang Disa.
“Lu kenapa woi masih pagi muka lu udah senyum senyum sendiri ?” tanya andra penasaran dengan sedikit tertawa kecil.
“Gue abis mimpi indah banget ndra semalem. Dalam mimpi gue, gue dihampiri oleh sesosok bidadari cantik bersayap biru. Sumpah cantik banget Ndra pokoknya.” Jawab Jojo berusaha meyakinkan Andra.
“Ah mimpi basah kali itu sih hahaha.” gurau Andra.
Saat jam istirahat Jojo kembali menceritakan mimpinya. Didalam mimpinya itu tiba tiba dia berada di tempat yang sangat indah tidak seperti dunia nyata lalu tiba tiba sosok bidadari itu menghampirinya dan mengajaknya ke padang rumput yang amat luas. Jojo bercerita sang bidadari sangat nyaman untuk diajak bercerita dan berbincang. Jojo pun sebetulnya sangat gugup ketika berada dalam mimpinya, tapi sang bidadari mengerti dan dapat merilekskan suasana, hingga akhirnya Jojo terbangun di pagi hari.
“Mimpi itu terasa sangat nyata sob” ucap Jojo pada Andra, berusaha meyakinkannya.
Andra berfikir mungkin itu mimpi yang terjadi karena rasa frustasi yang dialami oleh Jojo kemarin. Tapi ia bersyukur sahabatnya kini dapat kembali ceria.
Hari hari berikutnya setiap malam Jojo terus memimpikan sang bidadari. Diapun setiap hari bercerita pada Andra hal hal yang dialakukan bersama sang bidadari di mimpinya. Jojo merasa sang bidadari adalah wanita idaman yang ia cari selama ini.  Dia juga merasa bahwa alam kenyataan dan mimpinya serasa terbalik sekarang.
Semakin lama sebenarnya Andra merasa amat khawatir dengan kondisi sahabatnya itu, namun dia juga tidak ingin merusak keceriaannya. Andra bersikeras meyakinkan dirinya bahwa itu semua hanyalah mimpi dan khayalan sahabatnya. Ya, tidak lebih.
Namun semakin lama kondisi Jojo semakin memprihatinkan. Dia mengatakan pada Andra bahwa sang bidadari kini telah menembus alam nyata, namun hanya bisa dilihat olehnya. Beberapa temannya pun mendapati kadang Jojo berbicara sendiri ketika keadaan disekelilingnya sepi. Jojo pun menjadi lebih sering menghabiskan waktu sendiri sekarang ketimbang berkumpul bersama dirinya dan teman temannya. Akhirnya sebagai seorang sahabat Andra berusaha membujuk Jojo untuk menghentikan khayalannya itu, demi kebaikannya.
“Mungkin lu menanggap gue udah mulai gila seperti yang dipikirkan juga oleh teman teman yang lain. Tapi terserah itu hak lu. Dan yang pasti dia pun sekarng ada di sini, di samping gue, di hadapan lu.” Lalu Jojo menolehkan mukanya ke sebelah kanan dan tersenyum pada udara kosong, seolah dia tersenyum pada seseorang.
Hingga suatu hari  Jojo mengatakan hal yang sangat aneh dan mengganjal pada Andra.
“Ndra, dia ngajak gue untuk sepenuhnya masuk ke dunianya. Dan  gue ga akan bisa masuk ke dunianya selama gue masih terikat menjadi bagian dari dunia ini. Gue akan pergi bersamanya, malam ini.”
“Maksud lu apaan Jo?” Tanya andra dengan nada keheranan.
“Gue jelasin lebih lanjut juga lu ga akan ngerti ndra.” Jawab Jojo seraya pergi meninggalkan sahabatnya.
Saat pelajaran terakhir berakhir Jojo langsung meninggalkan kelas, sebenarnya Andra ingin bertanya mengenai maksud perkataannya tadi, namun seketika Jojo sudah lenyap diantara kerumunan siswa yang menuju gerbang sekolah.
“Ndra.”
Seseorang tiba tiba menyapa andra dan menepuk pundak Andra.
“Eh elu Dis, kenapa?”
“Gue bisa ngobrol sama lu ga? Mengenai Jojo Ndra.”
“Oh oke, kita ngobrol di kantin aja yuk biar lebih enak.”
“Sebenarnya gue merasa bersalah banget Ndra dengan keadaan Jojo sekarang. Gue ngerasa mungkin ini karena gue. Sejak gue jadian dengan Finan Jojo juga ga pernah lagi SMS gue. Kalaupun gue SMS gapernah dia bales.”
“Ya terus kenapa tiba tiba lu jadian dengan Finan dis?” tanya Andra dengan nada agak kesal.
“Gue sebenarnya ga ngerti dengan sikap Jojo ndra. Sikap dia di SMS dan di dunia nyata beda banget, dia seperti berusaha menghindar dari gue kalau kami secara ga sengaja ketemu. Padahal gue udah ngerasa nyaman dengan dia dan ingin kenal dia lebih jauh. Dan tiba tiba finan nyatain cinta ke gue dan dia maksa gue, yaudah gue coba jalanin dulu dan ternyata emang kita ga cocok jadi akhirnya kemarin hubungan gue dengan Finan udah berakhir Ndra.”
“Hah serius lu udah putus dengan Finan? Jojo harus tau ini Dis.”
“Iya, gue juga mau minta maaf secara langsung ke Jojo, lu ada ide?”
“Yaudah gimana kalau malam ini lu ikut gue jetemu Jojo? Bisa kan? Gue khawatir banget dengan keadaan Jojo Dis, kita harus secepatnya ketemu dia.”
Andra juga menceritakan tentang perkataan Jojo saat istirahat tadi, kekhawatiran juga tersirat di wajah Disa setelah mendengar cerita dari Andra. Disa pun mengiyakan ajakan Andra untuk menemui Jojo nanti malam.
Andra langsung menghubungi Jojo dan mengajaknya untuk bertemu di taman kota. Andra juga memberitahu Jojo bahwa ada seseorang yang ingin menemui dia. Awalnya Jojo menolak namun karena Andra memaksanya akhirnya Jojo mengiyakan.
Malam harinya Andra dan Disa menuju taman kota dengan menggunakan sepedah motor milik Andra. Andra memiliki firasat sesuatu yang buruk akan terjadi pada sahabatnya sehingga dia memacu sepedah motornya dengan kecepatan tinggi.
Saat tiba di taman kota, Andra memarkirkan motornya dan bergegas menuju tempat yang telah disepakati siang tadi, bagian sisi taman kota. Kondisi taman kota saat itu cukup sepi karena memang bukan akhir pekan. Hanya ada beberapa pedagang makanan asongan dibagian depan dan beberapa pasangan muda mudi yang sedang berduaan. Ternyata Jojo sudah datang lebih dulu. Andra pun meliaht Jojo sedang duduk sendiri disebuah bangku yang cukup lebar dan terbuat dari kayu. Dari jauh Andra melihat Jojo seperti sedang berdebat dengan seseorang, namun tidak ada siapapun di sekelilingnya.   
                “Woi Jo, sori udah lama lu nunggu? ”
Jojo sedikit kaget ketika mendengar suara Andra dan menoleh ke arahnya, dan dia melihat ada Disa yang datang bersama Andra.
“Ndra… Kenapa ada.. Dis.. Disa? Tanya Jojo, wajahnya mengekspresikan perasaan kaget, heran dan gerogi menjadi satu terlebih lagi karena dia melihat Disa di hadapannya.
“Kan gue udah bilang kalau ada seseorang yang ingin ketemu lu. Dan Disalah orangnya.” Andra tersenyum pada Jojo.
Dengan sedikit malu, Disa berjalan ke arah Jojo dan duduk disampingnya.
“Disa juga udah mutusin Finan demi lu loh Jo.” Ujar Andra sambil tersenyum lebar.
“Jo, gue minta maaf Jo kalau tindakan gue udah menyakiti perasaan lo. Gue bener bener minta maaf….”
Air mata kemudian mengalir di pipi Disa.
“Udah dis gapapa kali.. lo.. ga.. ga perlu minta maaf.” Ucap Jojo dengan sedikit gerogi sembari menatap Disa. “Thanks banget ya udah.. udah mau datang menemui gue hanya untuk minta maaf hal yang sebenernya lu.. gaperlu minta maaf.”
Jojo dan Disa saling menatap selama beberapa detik membuat wajah keduanya sedikit memerah.
Namun secara tiba tiba tubuh Disa terlempar hingga menabrak pohon di dekatnya, seperti ada sesuatu yang menghempaskannya. Pekikan rasa sakit terdengar dari Disa.
“DISA !!!!” teriak Andra kaget dan kebingungan.
“DISA !!!! tolong jangan sakiti disa, TOLONG !!!” Jojo seperti berteriak pada sesuatu namun Andra tidak melihat siapapun disitu selain mereka.
Tak berhenti sampai disitu namun tubuh Disa kini terangkat cukup tinggi dan dihempaskan ke tanah, hingga darah membuncah keluar dari mulut Disa.
Andra dan Jojo seketika langsung berlari ke arah Disa, namun sebelum mendekat mereka dihempaskan oleh sesuatu hingga membuat mereka terpental cukup jauh mencegah mereka mendekati tubuh Disa.
Tubuh Disa kembali terangkat cukup tingga dan untuk kedua kalinya terpelanting ke permukaan tanah. Kini Disa merasakan nyeri yang teramat sangat di seluruh tulang dan organ dalam tubuhnya. Darah pun semakin banyak keluar dari mulutnya.
Andra kembali mencoba untuk kembali berlari ke arah tubuh Disa yang kini tak berdaya namun usahanya kembali gagal. Ia kembali terpental dan tubuhnya menubruk bangku taman. Rasa nyeri ia rasakan pada tulang belakangnya dan tulang kakinya.
“OKE, aku akan menepati janji aku, tapi aku mohon, jangan sakiti Disa, jangan sakiti teman teman aku.  AKU MOHON TOLONG BERHENTI !!!” teriak Jojo pada sesuatu yang tak terlihat.
“Tolong berhenti.. tolong.” air mata megalir dari mata Jojo.
Kini suasana menjadi tenang, tubuh Disa tidak kembali di hempaskan oleh suatu yang tak terlihat. Namun kini Jojo mengeluarkan sebilah pisau yang cukup tajam yang ternyata dari awal ia sembunyikan di balik saku celananya.
“Jo, lu mau ngapain jo?” tanya Andra yang bersusah payah berjalan mendekati Jojo, menahan rasa nyeri pada kaki dan tulang belakangnya.
“Jo… “ Disa hanya bisa mengeluarkan suara lirih saat melihat Jojo mengeluarkan sebilah pisau namun ia tak mampu untuk menggerakan tubunya yang dipenuhi rasa sakit.
“Oke, ini memang salah aku yang berniat untuk membatalkan janji itu ketika bertemu Disa tadi… Aku tau Aku salah, AKu minta maaf.. Aku sadar aku gabisa mencabut janji yang sudah aku ucapkan kepadamu. Sekarang aku akan menepati janji itu, aku akan ikut.. bersamamu..”
Seketika Jojo langsung megarahkan pisau pada pergelangan tangannya dan mengiriskannya dengan cukup dalam. Darah segar mengalir dari pergelangan tangan Jojo, membasahi rerumputan dibawahnya.
“JOJO !!!” teriak Andra sembari berusaha untuk berlari dan mengabaikan rasa sakit yang ia rasakan.
“Ndra, thanks banget ya selama ini udah jadi sahabat terbaik gue yang selalu memberi gue semangat, dan makasih banget atas kejutan yang lu buat ini. Gue bener bener ga nyangka kalau orang yang lu bawa ternyata Disa.”
Jojo mulai kehilangan keseimbangannya, dia terjatuh dan kini tubuhnya bertumpu pada kedua lututnya. Darah segar masih terus mengalir dari pergelangan tangannya membuat rerumputan disekitarnya berwarna merah kehitaman pekat.
“Dis, maafin gue ya, karena kebodohana gue, lu harus menderita seperti ini. Gue bener bener minta maaf dis. Andaikan gue ga terburu buru dalam mengambil keputusan.” Air mata terus membasahi pipi Jojo.
Kini tubuh Jojo sepenuhnya ambruk ke permukaan tanah. Andra akhirnya berhasail mencapai tubuh Jojo dia berusaha untuk menghentikan pendarahan di pergelangan tangan Jojo namun wajah Jojo kini sudah memucat.
“Maaf.. maaf.. Disa.. ma.. af..” ucap Jojo dengan lemah berulang kali.
“TOLONG !!! TOLONG!!! TOLONG!!!” teriak Andra berharap ada yang mendengar teriakannya dan memberikan pertolongan pada teman temannya.
“Jojo… Jo..” Disa berusaha sekuat tenaga untuk merangkak mendekati tubuh Jojo. Matanya sudah tidak dapat melihat dengan jelas karena dipenuhi air mata.
Beberapa orang dan pedagang yang mendengar kegaduhan dan teriakan Andra akhirnya datang. Mereka kaget melihat keadaan yang ada di depan mata mereka. Dengan segera mereka memberikan pertolongan dan memanggil ambulans. Namun sebelum ambulans tiba, Jojo telah meregang nyawa.
Disa hanya bisa terus menangis menatap wajah Jojo yang telah memucat.
Andra masih tidak mengerti atas semua yang telah terjadi di depan matanya. Firasat buruk yang telah ia rasakan ternyata benar terjadi dan semuanya terjadi seketika dan begitu cepat.
Saat Andra dituntun dan dibantu menuju ambulans tiba tiba sesuatu seperti bulu unggas berwarna biru muda jatuh secara perlahan dari atas di depan mukanya. Dia langsung menoleh ke atas untuk memeriksa, namun dia tidak menemukan apapun selain langit yang berwarna hitam pekat. Ketika dia mencoba untuk meraihnya, bulu unggas tersebut terpecah bagai percikan kembang api berwarna biru muda.

- Copyright © Welcome To Blog Dendy002 - Devil Survivor 2 - Powered by Blogger -