Popular Post

Popular Posts

Jumat, 18 Maret 2016

#WayToDie: Kipas Angin
“pah, kipas anginya udah di benerin?”
“udah mah, tadi papah udah naik ke loteng. Ternyata bautnya kendor, tapi udah di kencengin.”
“tapi kok masih goyang ya?”
“gak apa-apa emang gitu.”
Sepasang suami istri tengah berbincang di ruang tamu mereka, mereka berdua memperhatikan sebuah kipas angin besar yang bertengger di atap ruang tamu mereka. ada sebuah kekhawatiran di mata si istri, tetapi si suami menyakinkan bahwa semua baik-baik saja.
“udah siap makan malamnya mah?”
“udah pah, yuk makan sekarang.”
Mereka pun beranjak menuju dapur. Malam itu mereka makan malam bersama, hingga beberapa menit kemudian si suami keluar dan duduk di ruang tamu. Ruang tamu itu merangkap sebagai ruang santai, ada sebuah karpet yang nyaman dan sebuah televisi yang cukup besar.
Si istri menyusul ke ruang tamu, ia menyalakan kipas angin di ruangan itu. Tangannya menekan tombol nomor satu, yang berarti kipas itu berputar sangat cepat. Udara malam itu memang panas, kipas pun mulai memutar. Semakin lama semakin cepat.
Kipas angin besar itu memiliki 3 baling-baling yang cukup tebal, hampir keseluruhan bagian kipas angin itu terbuat dari besi. Termasuk bagian baling-balingnya…
Si istri duduk disebelah suaminya yang tengah menonton televisi, keduanya berlesehan diatas karpet yang cukup lembut. Kipas angin diatas mereka berputar semakin cepat, dan bagian kepala kipas itu bergerak tak beraturan. Sepertinya gerakan kepala kipas itu cukup liar, seakan pengaitnya sudah tak mampu menahannya lebih lama.
Mereka  duduk tepat di bawah kipas angin besar itu, beberapa kali si istri menoleh ke atas. Ia tak bisa menyembunyikan rasa takutnya melihat keadaan kipas angin itu.
“pah, papah bener udah benerin kipas itu?”
“iya, gak percaya amat sih.”
Sang suami membalas dengan nada jengkel, tetapi pandanganya tak pernah lepas dari layar televisi. Sebuah suara berat mulai keluar dari kipas angin diatas mereka, tetapi suami istri itu tak menghiraukannya. Mereka masih asik menonton televisi.
Hingga akhinya suara sesuatu yang patah memecah keheningan, tanpa bisa dicegah tiba-tiba kipas angin itu terjun bebas dari atap menuju suami istri yang berada di bawahnya.
Tiba-tiba sang istri menyadarinya, ia berteriak keras dan mendorong tubuh sang suami.
BRUK!
Kipas angin besar itu menghantam lantai dengan sangat keras, beruntung si istri mendorong tubuh sang suami sebelum kipas angin menghantam mereka. mereka berdua terpelanting ke sudut ruangan, keringat mengalir deras di dahi keduanya. Nafas mereka tersengal2.
“untung aja gak kena.” Si suami berkata kepada istrinya.
“pasti papah bohong, papah gak benerin kipasnya kan?”
Si suami hanya diam, ia tak bisa lagi menyembunyikan kebohonganya. Kebohongan yang hampir merenggut nyawanya dan istrinya.
Kipas angin besar itu masih berputar diatas lantai, kabel penghantar listrinya pun masih tersambung.  Kipas angin itu bergerak tak beraturan. Hingga salah satu dari baling-balingnya menghantam sebuah kaki meja di ruangan itu, hantaman keras itu menimbulkan sebuah dorongan yang amat kuat. Hingga kipas angin besar itu terpental.
Si istri baru saja menyadari keadaan itu saat salah satu baling-baling kipas angin itu membelah kepalanya dari samping, putaran yang sangat kencang membuat tubuh si istri ikut terputar bersama kipas angin itu. Darah menyembur ke seluruh ruangan..
Si suami berusaha menyelamatkan istrinya, ia menarik tubuh istrinya. Tetapi putaran kipas itu lebih kuat, baling-baling kipas itu menyayat wajah si istri semakin dalam. Tubuh si istri menggelepar di lantai, sepertinya ia tidak bisa menahan rasa perih yang amat sangat saat baling-baling itu menancap lebih dalam menembus kulit wajahnya hingga ke tulang rahangnya.
Dinding ruang tamu itu di penuhi darah, begitupun lantainya. Darah yang mengalir deras dari wajah si istri menggenangi lantai ruang tamu. Sedangkan kipas angin itu masih berputar kencang, dan menghancurkan wajah sang istri dengan brutal dan tanpa belas kasih.
Hingga akhirnya saat wajah sang istri menghantam dinding, sebuah suara gemeretak yang cukup keras menggema di seluruh ruangan. Baling-baling kipas itu berhasil membelah wajah si istri dari kuping kiri hingga kuping kanan, separuh kepala si istri jatuh di lantai dan terpental ke tengah ruangan. Darah mengalir dari panggkal kepala yang terpotong, sedangkan di tengah ruangan air mata mengalir dari mata si istri saat bagian atas kepalanya berhenti bergerak. potongan kepalanya berhenti tepat di tengah genangan darahnya sendiri, sebuah kengerian yang sangat dalam tergambar dari kedua bola matanya sebelum akhirnya kedua matanya tertutup.
Kipas angin itu masih terus berputar, menghancurkan tubuh sang istri yang masih menyangkut diantara baling-balingnya. Dengan sekuat tenaga si suami mencoba bangkit, tetapi beberapa kali ia terjatuh karena lantai ruangan itu lengket dan amat licin. Tetapi akhirnya ia dapat meraih kabel kipas angin itu, dan menariknya Hingga kabel itu terputus, kipas itu lama kelamaan berhenti berputar. Sisi baling-baling kipas itu dipenuhi darah, potongan-potongan daging dan kulit wajah istrinya.
Dalam sekejap ruangan itu sunyi. Tetesan darah mulai turun dari dinding-dindingnya. Tubuh si istri tergelatak tepat bersebelahan dengan kipas angin besar itu, daster yang di kenakan pun sudah di penuhi darah. Si suami terjatuh ke lantai, tubuhnya lemas. Air matanya mengalir saat melihat mayat istrinya dengan separuh wajah yang terpotong, perlahan-lahan ia merangkak ke tengah ruangan.  ia raih potongan kepala si istri, lalu ia peluk erat. Darah dari pangkal wajah yang terpotong membasahi tubuhnya. tiba-tiba mata sang istri terbuka dan menatap si suami, dan bagian mulut si istri yang terpisah pun terbuka.
“papah, aku kedinginan……”

- Copyright © Welcome To Blog Dendy002 - Devil Survivor 2 - Powered by Blogger -