Popular Post

Popular Posts

Jumat, 18 Maret 2016

#FiksiHorror: Disgrace’s Grace bagian 2
Pagi ini seperti biasa, aku sangat gugup. Hari ini pelajaran matematika, dan Mrs. Sussie pasti menyuruh muridnya maju kedepan untuk mengerjakan soal, aku sangat bodoh dipelajaran matematika. Aku ingin mati saja pagi ini daripada harus mempermalukan diri di depan kelas.
Dengan berat kulangkahkan kaki menuju kelas, hampir seluruh kelas sudah hadir, dan oh sial tempatku sedang didudukiDarco yang sedang mengobrol dengan Peter. Aku berjalan dengan pelan-pelan menuju kursiku, dan saat aku sampai “Oh ho! Hai Grace! Selamat Pagi. Kuharap kau mau berbaik hati meminjamkan kursimu karena aku sedang membicarakan hal penting dengan Peter” Darco memberikan senyum manisnya, yang sangat menjijikan.
“Maaf. Tapi aku ingin duduk. Di kursiku”
“Kubilang aku sedang membicarakan hal penting dengan Peter”
“Dan kubilang aku ingin kursiku. Kau bisa bicara ditempatmu kan?”
“Kau keras kepala ya, Grace Gila!” Darco berteriak sambil menghantam bahunya ke bahuku
“Aku hanya ingin duduk di tempatku, dan berhenti menggangguku!” Aku berteriak
“Oh hey, Grace sepertinya sedang marah teman-teman,coba lihat mukanya yang memerah. Kurasa ia mau menangis” Darcoberkata ke seluruh kelas dan seluruh kelas menatapku, ada yang tertawa dan mengacuhkannya. Lalu sebuah suara berkata,“Kau injak saja mukanya, dia akan muncrat seperti tomat hahahaha”.
“Ide bagus Marty!” Timpal Darco
“Hey, hey sudahlah man, lebih baik kita bicara diluar saja. Ayo cepat” Peter menarik Darco untuk keluar.
Aku memang benar ingin menangis namun kutahan sampai bel masuk, dan Mrs. Sussie memasuki kelas, aku terus mengutuk dalam hati. Aku tidak siap tentang pelajaran hari ini. Aku ingin lari saja dari kelas.
“Baik anak-anak, aku ingin kalian melanjutkan tugas minggu kemarin di papan tulis, dan dimulai dari Kimberly. Kuberi 3 menit untuk mengingat dan kerjakan di papan tulis Kim. Ayo cepat” Kata Mrs. Sussie dari balik kacamatanya
Kimberly mengerjakan soal dengan lancar, begitupun selanjutnya, hanya beberapa seperti Nicky dan Amber yang sedikit kesulitan namun tetap berhasil, setelah Peter dan , tibalah giliranku. peter mengerjakan soal dengan kecepatan super,ia memang seorang mathlete, dan itu memberiku waktu yang sangat singkat untuk berpikir. Sial.
“Sekarang giliran siapa?” Mrs. Sussie mulai tidak sabar
“Cepat maju keledai” kata Molly pedas.
Aku bangkit dari kursiku, berjalan ke depan, aku mulai menulis sesuatu di papan tulis, kuhapus lagi,aku tidak yakin. Begitu terus sampai beberapa kali sampai akhirnya Mrs. Sussie berkata “Kembali ke kursimu Grace”
“Oh lihat mukanya sangat merah” Kata Darco.
“Kubilang dia selembek tomat” Kata Marty.
“Tidak, Dia seperti babi marty, dan dia sebodoh keledai”,timpal Molly disusul dengan ketawanya yang menyebalkan.
Aku hanya duduk diam menahan amarahku sampai tiba belistirahat berbunyi dan membuyarkan segalanya.
“Hey kau baik-baik saja Grace? Kau butuh makan atau minum kurasa. Ayo kita ke cafetaria”, Kata Gabriella.
“Terima kasih Gab, ayo kita ke cafeteria”, Aku membalas sambil merapikan buku-buku.
“Hey, aku sungguh minta maaf atas perlakuan anak-anak tadi”.
“Tidak apa-apa, dan kau tidak perlu meminta maaf Gab”.
“Yeah, kuharap kau baik-baik saja”.
“Kuharap juga begitu”.
Aku dan Gab makan bersama, Molly lewat bersama teman-temannya dan kutebak ia membicarakanku, karena matanya melirikku dan ia tertawa bersama teman-temannnya.
“Kau tidak bersama Patricia dan kawan-kawan Gab?”
“Umm tidak, semenjak aku tidak menghadiri pesta ulang tahun Patricia, mereka menjauhiku. Kurasa mereka marah karena aku tidak datang. Lagipula aku tidak boleh keluar malam”.
“Begitu ya”
“Yup”, Gabriella melanjutkan makannya lagi.
Bel masuk berbunyi, aku dan Gab bergegas ke kelas Geografi Mrs.Munn , Saat kami masuk Molly dan teman-temannya melihat kami dengan tatapan jijik, dan salah satu dari mereka berteriak kepada seisi kelas “Hey teman-teman lihat pasangan lesbian ini! Menjijikan sekali bukan hahahaha”.
“Oh tuhan Gab, kurasa kau bermalam bersama dengan si Keledai itu saat ulang tahunku”, Seru Patricia.
Gab hanya tersenyum kaku dan langsung menuju kursi paling belakang, aku duduk di sampingnya. Gab hanya diam sepanjang pelajaran. Ketika pelajaran usai dan kami ke pelajaran selanjutnya, Gab mendiami dan menjauhiku selama sisa pelajaran berikutnya. Bahkan kami tak pulang bersama.
Aku pulang berjalan kaki dengan perasaan kesal dan marah, mengapa Gab mendiamiku padahal aku tak melakukan apapun, seharusnya ia marah kepada Molly, Patricia dan lainnya. Aku mulai berlari saat titik-titik air mata mulai berjatuhan, aku tak punya siapapun, bahkan Gab. Kami dulu berteman sangat baik, dan dia lebih memilih teman populernya daripada aku. Sampai dirumah aku membanting pintu dan langsung berlari ke kamar ku, aku menangis sesunggukan. Hariku berjalan sangat buruk, mengapa semua orang senang menggangguku, aku lebih baik diabaikan dan dianggap tidak ada daripada harus menerima ejekan dan cemoohan mereka. Ibu, jika kau jadi aku dan jika kau disini kau akan yakin sekali bahwa mereka bukan mau berteman denganku dan itu bukanlah humor yang baik jika ingin memulai pertemanan.
Aku bergegas ke kamar mandi di lantai bawah untuk mencuci muka, kalau-kalau ada yang melihatku seperti ini. Aku membasuh mukaku, memandang bayanganku di cermin, Ya tuhan aku keliahatan kacau sekali.
“Grace! Buka Pintunya! Cepat!”, Charlie menggedor-gedor pintu kamar mandi, aku diam saja dan membasuh mukaku lagi.
“Cepat buka pintunya keledai!”, Ia menggedor-gedor semakin kencang, aku membuka pintunya dengan kesal.
“Mengapa kau lamban sekali sih!”, Umpat Charlie.
Aku membiarkannya dan kembali ke kamarku, aku duduk di kasur, mencari cari sesuatu untuk dipegang, atau dipeluk Aku merasa sangat sendiri, lalu aku berdiri menuju lemariku, kucari –cari boneka beruang teddy-ku , aku senang sekali saat menemukannya, aku peluk Teddy sembari kubawa ke kasur, ah setidaknya Teddy bisa kupeluk. Aku memeluk Teddy sampai tertidur pulas.

- Copyright © Welcome To Blog Dendy002 - Devil Survivor 2 - Powered by Blogger -