Popular Post

Popular Posts

Jumat, 18 Maret 2016

#FiksiHorror: Fotografi (karya: Haifa Rahma)
Tak ada orang yang sebahagia Mike saat ini.
Bisa join dengan club Fotografi terelit di seluruh sekolah dengan kualifikasi yang tinggi merupakan impian hampir seluruh siswa.
Mike menjadi salah satu siswa yang memiliki kesempatan untuk bergabung karena hasil fotonya yang dinilai sangat menarik oleh juri yang juga merupakan alumni dari club tersebut.
Foto yang Mike sumbangkan bertemakan peristiwa, dimana, Tekhnik Mike dalam memainkan kameranya sangat tepat sehingga tercipta gambar dramatis.
Difotonya, terlihat gambar detik-detik terakhir kelinci kecil yang meringkuk lemah dalam lilitan Ular Sanca Albino Raksasa yang membuka mulutnya lebar-lebar untuk melahap sang kelinci bulat-bulat.
Di fotonya yang lain lebih controversial lagi, walau agak sedikit blur, tapi cukup terlihat detik-detik terakhir seorang pria yang tidak sengaja terjatuh dari tebing tinggi bersama sepedanya.
Mike memang menyukai Fotografi dan Alam.
Malam ini Mike dan teman-temannya yang lain yang berhasil memenangkan kontes, diundang diacara pesta Club sekaligus mengenalkan mereka pada senior Club.
Mike adalah pria yang menyenangkan, dia bias dengan mudah mendapatkan kawan dari pihak senior maupun yang sebaya dengannya.
Saat sedang mengobrol dengan kawan-kawan barunya soal tekhnik Fotografi, tiba-tiba salah satu senior mendatangi mereka, memberi peringatan yang terdengar aneh.
“Ada 2 peraturan tak tertulis yang harus kalian ketahui dalam Club, Pertama, jangan pernah menganggu Alex, senior kelas 12, kedua, jangan pernah menggunakan kamar gelap milik Alex,” ujar sang senior sedikit berbisik.
Hampir semua anak-anak baru termasuk Mike, terkejut mendengar ucapan sang senior. Bukankah Alex itu icon Club, yang selalu memenangkan perlombaan?
“Memang kenapa?” Tanya Mike heran.
Sang senior hanya menatap Mike tajam sebagai jawabannya. “kau tak perlu tahu, dan kalaupun kau tahu kau akan berharap untuk tidak tahu,” jawab sang senior lalu pergi meninggalkan Mike dan kawan-kawannya yang semakin heran.
Ditengah pesta, Mike pergi ke kamar kecil untuk buang air kecil. Setelah selesai, Mike mencuci tangannya di wastafel, dan saat itu ia mendengar suara aneh di salah satu bilik Toilet.
Suara antara isak tangis dan gesekan benda seperti logam sekaligus bunyi ketukan kaki. Mike yang penasaran berjalan menghampiri bilik tersebut.
Diketuknya pintu bilik,”Maaf, apa anda baik-baik saja? Siapa di dalam?” tanyanya. Suara-suara itu berhenti, di sambung dengan geraman mengerikan ,”Alex,” jawab suara dari dalam bilik, dingin dan berat.
Mike yang terkejut, segera buru-buru meninggalkan Toilet. Rasa antara penasaran dan takutnya membuatnya bertanya pada senior yang tadi memberikan peringatan.
“Bukankah sudah kuberi tahu, kau tak perlu tahu? Tapi baiklah, akan kukatakan kenapa, Alex itu aneh, dia agak stress setelah kematian adiknya 2 tahun yang lalu, dan yang mengerikan, dia bukannya menolong adiknya, malah mengambil foto kematiannya terlebih dulu.  alhasil, adiknya tak terselamatkan dari peristiwa kebakaran itu,” ujar senior menjelaskan.
Mike bergidik mendengar cerita dari sang senior. Dia memang pernah mendengar kode etik dalam Fotografi, dimana setiap Fotografer pasti akan mengalami masa-masa Dilema antara sisi humanism untuk menolong, atau mengabadikan gambar agar dunia tahu, dan Fotografer harus mengorbankan opsi pertama agar mendapatkan moment yang pas agar terkesan dramatis.
Pesta berlanjut sampai malam. Sedangkan Mike harus menempuh jarak yang jauh untuk sampai rumahnya, satu-satunya jalur tercepat adalah kereta. Saat pesta usai, Mike segera pergi untuk mengejar Jadwal kereta malam. Stasiun sudah sepi. Hanya dia sendiri, dan seorang pria bertopi di ujung tempat kereta datang.
Tanpa Mike sadari, pria bertopi itu berjalan mendekati Mike. Tangannya terlihat menggenggam sesuatu, tapi tidak jelas apa, karena tertutup jaketnya.
“Menunggu kereta terakhir?” tegur pria bertopi dingin, Mike terkejut mendapatkan sang pria bertopi sudah duduk disampingnya. Dia hanya mengangguk tanpa berusaha melihat orang dibalik topi tersebut.
“Banyak orang jahat berkeliaran jam segini,” ujar pria bertopi itu lagi. Mike hanya diam. “Apa kau tak takut?” Tanya pria bertopi. Mike menggeleng. Pria itu menggeram. “Apa kau seorang Fotografer?”
Mike mengangguk, dalam hatinya heran, bagaimana pria aneh ini bisa tahu?. “Kau suka objek seperti apa?” Tanya sang pria bertopi sekali lagi. “Peristiwa-peristiwa dramatis, dan alam..apa kau juga seorang fotografer?” Tanya Mike.
Pria bertopi hanya berdehem keras. “Saya suka foto Api,” jawabnya dingin dan berat. “Tapi saya tidak pernah bisamendapatkan foto Fireworks yang indah dan spektakuler,” lanjutnya lebih berat. Mike melirik jamnya gelisah. Perasaannya sangat tidak enak.

“Apa kau mau membantuku? Kau tentu mengerti perasaan fotografer, aku hanya ingin Kembang Api berwarna merah,” ujar pria bertopi sambil menggenggam lengan Mike. “Tolong lepaskan saya” ujarnya dengan suara bergetar.
“Kau hanya perlu menabrakkan diri pada saat kereta dating, sehingga saat itu tubuhmu hancur, dan meledak seperti kembang api, “ ujar pria bertopi lebih dingin. Keringat dingin mengucur dari dahi Mike. Dia berusaha meronta, dan menjerit, tapi percuma. Sudah tidak ada penjaga jika selarut itu.
“Tolong jangan paksa aku..” ujar Mike memohon. “Apa kau akan menabrakkan dirimu sendiri?” Tanya pria bertopi.
“Tentu saja tidak! Lepaskan aku kumohon,” ujar Mike masih memohon. “Kalau begitu akan kubantu kau…hahaha..”
Pria bertopi menjambak rambut mike kasar, diseretnya Mike yang menjerit kesakitan. Mereka menaiki tangga stasiun. Mike semakin ketakutan. “Siapa kau?!” jerit Mike takut.
“Alex,” jawab pria bertopi dingin dan berat. Mike semakin terkejut. Dia terus meronta, tapi setiap dia meronta maka Alex akan menendang tulang keringnya atau menamparnya.
“Kau adalah masterpieceku…kau adalah kembang api merahku..” ujar Alex sambil menatap Mike dingin. Di atas, ternyata sudah tersedia peralatan kamera lengkap. Alex sudah mempersiapkan semuanya! Mike semakin ketakutan, kakinya mencoba menendang-nendang Alex, namun sia-sia, Alex malah melayangkan tinjunya tepat di pipi kananya. Krak! Mike bias merasakan tulang rahangnya yang patah akibat tinju Alex. Pandangannya mulai kabur.
Alex meninggalkannya untuk menyiapkan kameranya. Dari bahasa tubuhnya, sepertinya pria itu sangat bahagia.  Dipasangnya satu persatu peralatan Fotonya, mulutnya bersenandung ceria seperti anak kecil mendapatkan hadiah. Hingga tiba-tiba…Krak! Hantaman keras dari tripod yang tadi digeletakkannya dibelakang mengenai kepalanya. Rupanya Mike sudah kembali tersadar. Matanya agak memerah.
“Bukankah sudah kubilang jangan memaksaku sobat?” ujar Mike sedikit tertahan. Alex meraung kesakitan, dia merasakan pusing luar biasa dikepalanya.
“Sepertinya kita memiliki selera Foto yang sama sobat,” sambung Mike sambil menghantamkan tripodnya kewajah Alex hingga mematahkan hidungnya. Alex semakin berguling-guling kesakitan.
“Aku rasa idemu dengan kembang api Merah tidak terlalu buruk sobat, tentu aku akan membantumu,”
Kali ini Mike mengarahkan tripod ke kaki Alex tepat di tulang kering. Alex menjerit nyaring. Mike semakin menjadi, diinjaknya dada Alex sampai terdengar bunyi krak-krak yang menandakan tulang rusuknya yang patah.
“Tapi tentu saja bukan aku kembang apinya,”
Tepat saat itu ia mendengar bunyi kereta datang. Dia tersenyum ke arah Alex yang masih meraung kesakitan dengan darah berceceran disekitarnya. Mike meraih kamera Alex yang tak jauh darinya.
“Aku paham perasaanmu, Akan kubantu mewujudkan permintaan terakhirmu,” ujarnya dengan senyum dingin. Mike menyeret Alex menuju tepi gedung yang langsung mengarah kea rah rel. Alex sudah tidak sanggup meronta, dia hanya menatap Mike ngeri. Namun tidak berkata apapun,
Kereta datang, dan Mike menendang tubuh Alex tepat saat kereta datang sambil memegang kamera yang sudah menyala, “Say Cheese Alex…” ujarnya sambil menekan tombol shutter, tepat saat tubuh alex tertabrak kereta yang melaju dengan kecepatan tinggi dengan kepala terlebih dulu. Tubuhnya langsung hancur tanpa ampun, menimbulkan efek kembang api dengan warna merah darah.

- Copyright © Welcome To Blog Dendy002 - Devil Survivor 2 - Powered by Blogger -